Laman

Sunday, August 24, 2014

mantra (?)


Halooo...
semoga Allah selalu melimpahkan berkahnya untuk kita semuaa...

kita minggu ini tkd yaaa? materinya lumayan banyak yaaa? sudah belajar tapi masih merasa ada aja yang kurang yaaa? nggak papaaa, kan dari kemarin kita sudah berusaha. ayo yakin, insya Allah bisa! 

sudah berdoa. sudah mohon restu orang tua. sudah menunjukkan ikhtiar kita kepada Allah. berarti sekarang sudah saatnya optimis, yakin dan berprasangka baik pada Allah. ingat dong sama hadits “sesungguhnya Aku ada di sisi prasangka hambaKu kepadaKu”? 

naaah sekarang, 
mau cerita dulu tentang “sebuah mantra untuk menghadapi setiap situasi” punyanya Dale Carnegie. Semoga bermanfaaaatttt...



Inginkah anda suatu cara yang ampuh dan pasti berhasil untuk menghadapi setiap keadaan –suatu cara yang segera bisa anda gunakan dan ditanggung berhasil?

“Ketika saya masih muda,” kata Carrier, seorang insinyur perintis industri alat-alat air conditioning, yang sekarang mengepalai Carrier Corporation, “saya bekerja pada Buffalo Forge Company di dekat New York. Saya mendapat tugas memasang alat pembersih gas dalam suatu pabrik dari Pittsburgh Plate Glass Company di Crystal City, yakni sebuah pabrik besar yang nilainya berjuta-juta dollar. Alat itu dimaksudkan untuk membersihkan gas, bisa bernyala terus tanpa mengotori mesin. Ini suatu cara baru di lapangan pembersihan gas. Akan tetapi ternyata, tak semuanya berjalan lancar. Memang, alat itu bisa bekerja, akan tetapi tak sebaik seperti yang kita janjikan. Saya sangat sedih dengan kegagalan ini. Seolah-olah kepala saya dipukul. Perut saya, jeroan saya, semuanya guncang, tak ada yang beres. Lama sekali saya bergelisah dan khawatir, sehingga saya tak bisa tidur”.
“Akhirnya, akal sehat saya mencapai kemenangan, dan saya insyaf bahwa perasaan gelisah dan khawatir tak bisa menghalaukan situasi buruk yang manapun juga. Maka saya menciptakan suatu metode (cara) untuk menghadapi masalah-masalah saya, tanpa rasa khawatir. Metode ini baik sekali dan tak pernah tak berhasil. Saya sudah memakainya selama tiga puluh tahun. Dan metodenya sederhana sekali. Setiap orang bisa mempraktekkannya. Metode anti-gelisah ini terdiri dari tiga langkah”.
Langkah pertama. “Saya tinjau situasi tanpa rasa was-was dan saya tetapkan, akibat paling buruk bagaimanakah yang bisa ditimbulkan dari kegagalan ini. Tak ada orang yang bisa memenjarakan atau menembak mati saya. Ini sudah jelas. Ada kemungkinan bahwa saya dipecat. Mungkin majikan harus mencopot lagi instalasi itu, sehingga lenyaplah uang dua puluh ribu dollar yang ditanam di situ”.
Langkah kedua. “Setelah saya tetapkan, dan saya sadari akibat paling buruk yang mungkin saya alami, saya tetapkan pula, bahwa apabila memang harus saya alami, apa boleh buat, akan saya terima. Saya berkata kepada diri saya : Kegagalan ini memang tak enak, dan mungkin saya dipecat; akan tetapi, apabila ini terjadi, saya masih bisa mendapat pekerjaan lain. Mengenai direktur-direktur saya, yah, mereka tahu bahwa ini adalah eksperimen baru, dan jika eksperimen ini harus dibayar dengan dua puluh ribu dollar, mereka sanggup membayarnya. Mereka harus menganggapnya sebagai eksperimen yang mahal, habis perkara”.
“Setelah konsekuensi paling buruk dari kegagalan ini saya ketahui, saya sadari dan saya terima, maka timbullah suatu hal yang penting : saya segera merasa tentram dan nyaman, dan mengalami kedamaian, sebagaimana belum pernah saya alami”.
Langkah ketiga. “Sejak saat itu, saya dengan tenang sekali berusaha mengurangi keburukan akibat itu. Saya misalnya ingin mengetahui, apakah tak ada jalan untuk mengecilkan kerugian yang jumlahnya kira-kira 20.000 dollar itu. Saya mengadakan berbagai percobaan dan akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa kita bisa membetulkan instalasi kita dengan mengeluarkan biaya ekstra kira-kira lima ribu dollar. Dan ini akhirnya dilaksanakan. Perusahaan kita bukan lagi rugi dua puluh ribu, akan tetapi untung lima belas ribu dollar”.
“Ini pasti tak akan terjadi, seandainya saya gelisah, pusing dan khawatir karena kegelisahan dan kekhawatiran tidak bisa membuat kita memusatkan pikiran dan perhatian. Jika kita gelisah, pikiran beterbangan kemana-mana, dan kita tak bisa mengambil keputusan. Akan tetapi, kalau kita bisa memaksa diri kita melihat akibat paling buruk dari suatu situasi dan kalau perlu rela dan mau menerima akibat itu, akan lenyaplah segala gambaran-gambaran dan bayangan-bayangan yang samar-samar, dan kita akan mampu memusatkan pikiran kita kepada masalah yang kita hadapi”.
Apakah yang membuat mantra Carrier ini begitu mujarab? Karena mantra itu segera merenggut kita ke bawah dan melepaskan kita dari awan-awan gelap dimana kita berada dan meraba-raba tak karuan. Dengan demikian, kita mendapat tempat berpijak yang kokoh dan kuat. Kita lalu tahu duduk perkaranya, yang sangat perlu jika kita mau mengerjakan sesuatu dengan baik.
Li Yu-tang berkata : “Ketentraman sejati disebabkan karena akibat seburuk-buruknya, yang, kalau perlu, diterima. Secara psikologis ini berarti : membebaskan tenaga”.
Jelas, bukan? Namun ada berjuta-juta orang yang memberontak menghancuran hidupnya, karena mereka tak mau menerima dan merelakan akibat yang paling buruk ; karena mereka tak mau mencoba mengurangi kemungkinan akibat yang paling buruk itu ; karena mereka tak mau menolong apa yang masih bisa ditolong. Mereka tak mau membangun dan memperbaiki nasibnya, akan tetapi berjuang mati-matian melawan kenyataan, melawan keadaan yang tak bisa diubah, sehingga mereka menjadi orang yang sedih dan muram.
Apakah ada contoh lain tentang orang yang berhasil mempraktekkan metode Carrier ini? Ada. Orang itu namanya Haney. Ia sakit parah perut dan usus-ususnya penuh bisul. Seorang dokter spesialis perut menyatakan, bahwa penyakitnya tak bisa disembuhkan. Spesialis ini, dan dokter-dokter lain menganjurkan, supaya ia jangan banyak pikiran, tetap tenang tentram dan berpantang berbagai macam makanan, akan tetapi di samping itu ia harus membagi-bagi warisannya.
Haney karena sakitnya terpaksa melepaskan pekerjaan dan gajinya yang bear. Jadi sekarang ia tak ada harapan apa-apa lagi, kecuali menghadapi mati, lambat laun.
Waktu itulah ia mengambil keputusan, : keputusan yang sungguh berani. “Karena tinggal menunggu umur saja”, katanya, “maka saya ingin menikmati kehidupan sebaik-baiknya. Saya sejak dulu salalu ingin mengadakan perjalanan keliling dunia, sebelum saya mati. Sekarang inilah tiba waktunya!” Maka iapun segera membeli karcis kapal. Dokter-dokter semuanya kaget-bingung. “Kami harus memperingatkan Tuan, bahwa apabila Tuan mengadakan perjalanan dengan kapal, Tuan akan dikubur di laut.”
“Tidak mungkin!” jawabnya, “saya telah berjanji pada keluarga saya, bahwa saya akan dimakamkan di makam keluarga di Broken Bow. Oleh karena itu, sebaiknya pesankan saya peti mati, yang akan saya bawa di kapal.” Maka iapun membeli sebuah peti mati dan menyuruh membawanya ke kapal, dan mengatakan kepada maskapai kapal, bahwa jika ia meninggal di atas kapal, mayatnya hendaknya ditaruh di kamar dingin dan dibawa pulang. Ia mulai mengadakan perjalanan keliling dunia dengan tekad untuk menggunakan waktunya sebaik-baiknya.
“Saya minum apa saja yang saya sukai, dan menghisap cerutu yang paling enak.” Demikian tulis Haney kepada saya. “Saya makan apa saja yang saya sukai, bahkan makanan-makanan asing yang menurut dokter tentu bisa membikin saya mati. Saya nikmati betul waktu-waktu saya yang terakhir. Kita mengalami angin topan, bahkan typon, yang dulu menggetarkan hati saya, akan tetapi yang sekarang malah menyenangkan hati saya.”
“Saya ikut melaksanakan permainan yang diadakan di dalam kapal, dan menyanyi-nyanyi, berganti dengabn kawan-kawan baru dan saya bangun sampai larut malam. Ketika saya ada di Tiongkok dan India, saya melihat, bahwa kesukaran yang saya alami dalam pekerjaan dan keluarga saya tak ada artinya dibandingkan denganb kesukaran dan kesengsaraan yang dialami oleh penduduk di kedua negeri ini. Maka saya buang segala kegelisahan dan kekhawatiran saya, dan saya menjadi segar bugar. Ketika saya kembali lagi ke Amerika, berat badan saya bertambah 44 kilo. Saya hampir lupa, bahwa saya pernah menderita penyakit borok perut. Tak pernah saya merasa demikian enak dan segarnya. Saya jual kembali peti mati saya kepada perusahaan penguburan, dan saya bekerja lagi. Sejak itu saya tak pernah sakit lagi”
Ketika semua ini terjadi, Haney belum pernah mendengar tentang Carrier beserta metodenya. “Akan tetapi sekarang saya sadar”, katanya, “bahwa saya tanpa menyadarinya telah menggunakan cara yang sama seperi dia. Saya menerima konsekuansi yang paling buruk, dalam hal saya : meninggal dunia. Kemudian saya perbaiki metode ini dengan menikmati hidup sebanyak-banyaknya dalam waktu yang masih tersisa bagi saya... Seandainya saya terus gelisah dan khawatir, saya di kapal pasti saya akan pulang dalam peti mati. Akan tetapi ketegangan saya lenyap ---saya lupa segala-galanya. Dan dari ketentraman batin ini timbul energi (tenaga) baru, yang betul-betul telah menolong jiwa saya.”
Barangkali memang metode ini bisa dipakai untuk menghadapi setiap situasi yang bagaimanapun buruknya. Jadi ada dalil yang harus anda perhatikan dan praktekkan, yakni :
1. Tanyakan kepada diri sendiri : Akibat paling buruk yang bagaimanakah yang bisa terjadi?
2. Bersedialah menerima akibat itu, jika perlu.
3. Cobalah perkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat itu.


Okaayyy
Semoga Allah mudahkan kita semua.... Semoga sukses dengan hasil maksimal untuk TKD kita....Semoga mendapat penempatan di instansi dan tempat yang kita inginkan-yang paling nyaman dan membahagiakan- yang terbaik untuk kita.. Semoga barakah Allah senantiasa berlimpah untuk setiap langkah kita semuaaa.... Aamiin..


Semangaaaatt..
XOXO

No comments:

Post a Comment

previous home