Laman

Tuesday, December 18, 2012

orang tua selalu bangga


“mamaku kadang nglarang aku naik gunung, padahal sering cerita juga ke tetangga kalo aku udah naik gunung ini itu”    –seorang teman akrab, pecinta alam- 

“anakku, alhamdulillah, nggak terlalu nakal mbak. Mau sekolah.”   –ayah seorang teman, di hajatan teman- 

 

“anak saya sekolah di SMA Negeri 1 Klaten. Teman-temannya banyak yang nggak diterima.” –seorang ibu, teman duduk di kereta.-

“kalo saya di jakarta, usaha di rumah yang handle anak pertama saya mbak. Jadi tenang...nanti kalo mbak mau pesen buat rumahnya, ke saya aja ya mbak.” –bapak kenalan yang punya bisnis las-

“Alhamdulillah, ya paling tidak anakku yang nomor satu udah bisa cari duit. Kerjanya di kapal mbak.” –bapak di stasiun tanah abang-

“Anakku kemarin yang kelas 6 tes IQ. Dapet skor 135. Yah, lumayan laah” | “135 itu tinggi lho pak” |  “oya? Iya sih di sekolah dia daper peringkat terus. Mbak emang Iqnya berapa? “  | “.....” –bapak di restorasi kereta-

“Sekarang dimana mbak?” |  “sekolah di jakarta mbah” | “si fulanah juga ada di jakarta lho mbak. Alhamdulillah udah punya kerjaan. Habis lebaran dia mau nikah lho. ”  -simbah tetangga, sepulang dari mushola.

“untungnya anak saya tegar mbak. Bapak ibuknya cerai , manut mau ikut ibu tirinya” –mbak-mbak di stasiun pondok ranji-


“dedek bayi nggigit sampai luka. si fulanah menyusui sambil nangis-nangis. Saya bilang, kalo nggak kuat ya udah. Tapi kata dia, kasian dedek bayi” –budhe, menceritakan mbak sepupu. Salut!-

“anakku yang cowok paling perhatian. Dia perhatian banget sama mamanya. Tadi sebelum berangkat aja, katanya nanti mama beli makan malam di restorasi aja. Di sana nggak mahal kok” –ibu di kereta, tempat duduk seberang.

“alhamdulillah, sekarang si fulan kuliah di UGM mbak. Dapet beasiswa bidik misi. Sekolah bukan saya yang mbayari, dan udah punya uang saku sendiri juga.” –ayah teman SD di jalan-

“pas saya jatuh, anak saya berulang kali berkata ‘it’s oke mom, everything is fine’ sambil terus niup-niup luka saya. Padahal cuma tergores agak merah” –mommy silly, twitter.

 “tadi pagi, anakku pamit mau ke bogor 3 hari. Kegiatan kampus katanya. Dia memang aktif banget di BEM UI” –bu dosen-

Mengabaikan sisi pamernya –toh niatan pamer adalah masalah hati masing-masing. Mari melihat pada salah satu sisi lainnya. Luar biasa bukan? Mereka semua berbangga terhadap anak-anaknya. Yang melalui izinNya, para orang tua berbangga melalui jalan masing masing. Para orang tua pun tak hanya berbangga pada keberhasilan besar. Lebih dari itu, mereka bahkan berbangga pada hal baik kecil nan sepele. Ah, mereka memang manusia luar biasa..

Pun jika kita tak mampu juara kelas, orang tua tetap bangga kita telah bersekolah di sekolah unggulan. Pun tak sekolah di sekolah unggulan, orang tua akan berbangga karena kita masih mau sekolah. Pun tidak lagi bersekolah, mereka akan tetap bersyukur mempunyai kita, anaknya. J

Jadi, mari berjuang menjadi yang terhebat di setiap jalan yang mampu kita usahakan dan mari membuat orang tua kita bangga dan bahagia lewat sebanyak mungkin jalan yang kita bisa..
Sip sip? :’)

1 comment: